UBK : BERTAREKAT JANGAN MENYEPELEKAN SYAREAT DAN NORMA YANG BERLAKU

0
167
Iklan

Sukabumi Newsbin.Com – Demi meraih kesempurnaan dalam menjalankan syariat Islam, seorang mukmin perlu mengenal tahapan-tahapan nya yaitu syariat, tarekat dan hakikat.
Sempurnanya syariat karena tarekat, dan sempurnanya tarekat bila telah mencapai
hakikat. Maka,kesempurnaan syariat kita bila telah sampai pada hakikat. Newsbin, Pada Jumat 08/10/2021.

Ketiga tahapan itu sangatlah berkaitan. Syariat menyempurnakan aspek lahiriah dari
sebuah amal ibadah, sementara tarekat upaya menyempunakan aspek batiniahnya
agar mencapai tingkat hakikat ibadah tersebut
karena puncak kesempurnaan dan
kenikmatan dalam beribadah ketika meraih maqam hakikat.

Seseorang tidak akan
pernah mencapai pemahaman yang komprehensif mengenai Islam itu sendiri
apabila belum menyingkap realitas dan sampai pada tahap hakikat. Amal ibadah yang telah dilakukan dalam tiga tahapan inilah yang akan mampu menjadikan seseorang menuju kepada kesempurnaan diri.

Pemahaman akan keterkaitan antara
ketiga tahapan dalam beribadah ini untuk menepis asumsi bahwa ketika sudah
mencapai maqam hakikat, maka tidak diperlukan lagi syariat. Bagaimana mungkin
akan mencapai tingkat hakikat tanpa tarekat, begitu juga bagaimana mungkin
mencapai tingkat tarekat tanpa syariat.
Seseorang bisa saja beribadah hanya sampai
pada tingkat syariat tanpa sampai tingkat tarekat atau sampai tingkat tarekat saja
tanpa sampai tingkat hakikat.

Jadi, tarekat tidak mungkin ada tanpa syariat, dan hakikat tidak mungkin ada tanpa tarekat.

dan saat ini banyak Problematika salah paham mengenai kaum sufi di kalangan
orang awam bahwa kaum sufi menyepelekan keharusan menaati kewajiban kewajiban syariat yang diperintahkan dalam Al-Qur’an dan Hadits.

Justru seharusnya kaum sufi pada saat yang sama dikenal dengan seorang ‘abid
atau ‘ubbad (para ahli ibadah). Dalam tasawwuf, tidak ada cara lain dalam menempuhnya kecuali dengan melaksanakan ibadah ibadah syar’i. Semakin ia menjadi sufi, semakin intens pula ibadahnya,

Terdapat hadits masyhur dalam kitab kitab tasawwuf mengenai ihsan, “ihsan adalah beribadah kepada Allah seolah olah engkau
melihatNya, atau kalau engkau tak dapat melihatNya, percaya bahwa Dia melihatmu.” Tasawwuf biasa diidentikkan dengan ihsan, yang mana pada intinya, tasawwuf adalah beribadah kepada Allah swt.

Antara syariat, tarikat dan hakikat bukanlah tiga hal yang saling terpisah, namun merupakan suatu tatanan hirarkis dalam perjalanan spiritual
seseorang. Syariat merupakan tahapan seorang muslim yang paling pertama,
kemudian disusul oleh tarikat dan yang terakhir hakikat. Setiap manusia, utamanya muslim, tentulah harus menempuh tiga tahapan ini untuk
meningkatkan kualitas iman dan spiritualnya agar dapat mendekatkan diri kepada Allah swt secara tepat dan mendalam.

Tim Newsbin

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini